Gunung Kawi Ubud Bali, Persemayaman Abadi Raja Dinasti Udayana.

Membahas tentang tempat wisata di Bali memang tidak akan pernah habis, karena Bali adalah surga bagi traveler tidak hanya Indonesia tetapi dunia. Memang sebagian besar wisata di Bali adalah pantai, Bali juga punya destinasi yang sejuk dan sarat budaya.


Di Ubud Bali kita bisa banyak menikmati keindahan budaya, tidak hanya ada objek wisata rafting, tontonan tari tradisional, taman wisata, tetapi juga situs purbakala yang bisa anda kunjungi yaitu salah satunya Gunung Kawi, Bali. Gunung Kawi bukanlah nama sebuah gunung seperti halnya di daerah pulau Jawa, tetapi salah satu tempat wisata cagar budaya dengan beberapa peninggalan purbakala berupa candi yang tersusun dari batu-batu yang dipahat. Selain menikmati pemandangan sekitar objek wisata, ada banyak nilai-nilai sejarah yang dapat kita ketahui. Berikut ini, beberapa hal terkait objek wisata Gunung Kawi, di Bali.
 
Liputan Gunung Kawi dan Wisata lainnya di Ubud Bali, di Indonesia Morning Show NET TV. disini saya sebagai Narasumber sekaligus bikin videonya juga.

Candi Gunung Kawi letaknya berada dekat sungai Pakerisan, dusun Penaka, desa Tampaksiring kecamatan Tampaksiring kabupaten Gianyar, Bali. Saat pertama kali menjejakkan kaki ke lokasi Gunung Kawi, suasana asri dan sejuk dapat kita rasakan karena adanya rerimbunan pohon yang tumbuh di sekitar lokasi. Aliran air sungai menambah suasana kian segar. Terdapat anak tangga bersusun yang akan mengantarkan para pengunjung yang ingin sampai ke lokasi, tangga ini terbuat dari batu padas yang berjejer rapi, ada sekitar 315 anak tangga saat kita melewatinya menuju wisata Gunung Kawi.

Tiba di kawasan wisata, dapat kita saksikan situs candi yang terbagi menjadi dua kelompok, uniknya kelompok candi ini dipisahkan oleh aliran sungai Pakerisan. Selain candi, terdapat pula kolam pemandian dan pancuran air. Bagian kelompok candi wilayah barat sungai, ada 4 buah. Sedangkan untuk kelompok satunya terletak di timur sungai ada 5 buah.
 

Pemandangan di Candi Gunung Kawi, Bali didominasi oleh dinding-dinding batu cadas yang dipahat berupa bentuk candi yang seakan dibingkai dengan lengkungan. Fungsi lengkungan di sekitar candi tenyata berfungsi untuk pelindung guna mencegah erosi yang dapat menyebabkan kerusakan pada candi. Terlihat beberapa jenis tanaman lumut tumbuh disekitar batu-batu cadas. Memasuki wilayah barat komplek candi, ada sebuah tempat pertapaan yang disebut Wihara. Bentuknya berupa sebuah ruangan yang terbuat dari batu pada tebing yang yang dipahat, ruangan Wihara tersebut tidak terlalu luas namun dilengkapi lubang kecil yang berfungsi sebagai sirkulasi udara. Kemungkinan, pada zaman dulu tempat ini digunakan sebagai tempat meditasi. Selain pemandian, pancuran air, Wihara, komplek Candi Gunung Kawi dilengkapi pula dengan tempat pertapaan yang bernama Geria Penanda dan juga gapura.
 

Suasana sekitar wisata Gunung Kawi yang tenang dan sejuk memang sangat pas dijadikan tempat rekreasi, meditasi atau sekedar bersantai melepas lelah. Tempat ini telah menjadi situs purbakala yang dilindungi, namun tetap difungsikan oleh warga setempat sebagai tempat peribadatan agama Hindu sampai saat ini.

Asal mula nama candi Gunung Kawi adalah gunung yang berarti gunung dan kawi yang berarti pahatan. Nama ini memang sesuai dengan keadaan candi yang dibuat dari batu tebing di pegunungan dengan cara dipahat. Penemuan situs candi Gunung Kawi pertama kali ditemukan oleh peneliti asal Belanda pada tahun 1920. Sejak saat itu, terus dilakukan penelitian terkait situs purbakala candi gunung kawi. Menurut penelitian, diketahui bahwa candi ini dibuat pada masa pemerintahan raja Udayana hingga pemerintahan anaknya bernama Anak Wungsu, tepatnya pada abad ke-11.
 

Raja Udayana merupakan salah satu raja yang cukup terkenal pada masanya, ia berasal dari Dinasti Marwadewa dan kemudian menikah dengan seorang puteri dari daerah jawa bernama Gunapriya Dharma Patni, dari pernikahannya tersebut Raja Udayana memperoleh keturunan 2 orang anak yang diberi nama Erlangga dan Anak Wungsu. Salah satu sumber yang menunjukkan candi Gunung Kawi dibangun pada masa Raja Udayana ialah tulisan yang terpahat di pintu-semu. Dari tulisan ini, peneliti dapat menyimpulkan dan menafsirkan tentang keberadaan candi.

 
Liputan Gunung Kawi dan Wisata lainnya di Ubud Bali, di Indonesia Morning Show NET TV. disini saya sebagai Narasumber sekaligus bikin videonya juga.

Photography oleh Barry Kusuma (Travel Photographer).
www.alambudaya.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
https://plus.google.com/+BarryKusuma/ (Google Plus Social Network #IndonesiaOnly).
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma

Tips dan Trik Memotret Cityscape.


Musim liburan paling asik memotret Cityscape di malam hari, memotret Cityscape memang gampang – gampang susah karena banyak faktor yang bisa membuat foto kita menjadi bagus. Ada beberapa Tips dan Trik memotret saat malam hari.
1. “Cuaca” sangat menentukan baik dan tidak bagusnya foto malam, terkadang memotret Cityscape dan arsitektur tidak cukup satu hari, karena foto Cityscape itu sangat bergantung dengan cuaca. Untuk mensiasati agar mendapatkan foto terbaik datanglah sore hari, ketika cahaya dan langit masih ada. Sehingga kita bisa memotret dengan background yang masih berwarna, terkadang masalah muncul ketika sudah mulai sore hari cuaca cenderung sudah mendung / berawan sehingga foto menjadi tidak tajam dan detail tidak terlihat.
2. "Gunakan Lensa Wide" lensa wide sangat dibutuhkan untuk mengcapture seluruh bangunan secara utuh, terkadang menggunakan lensa standar / kit kita tidak bisa mendapatkan keseluruhan bangunan (terpotong). lensa wide yang disarankan range 12 sd 18mm.

3. "Detail bangunan" memotret bangunan kita harus bisa mengambil detail dan tajam, gunakan Diagfrahma F14 misalnya untuk bisa mendapatkan detail bangunan secara baik.

4. "Tambahkan unsur lain" kalau kita merasa memotret bangunan dan cityscape selalu standar saja, cobalah cari angle yang baru. kita bisa berkeliling bangunan tersebut untuk mencari sesuatu yang unik, angle unik ini bisa bermacam macam, salah satunya adanya refleksi dari air yang tergenang atau danau disekitar bangunan tersebut. menambah refleksi di foto membuat foto arsitektur anda menjadi lebih menarik.
5. "Tambahkan Skala" bangunan bangunan umumnya mempunyai bentuk yang tinggi dan megah, untuk mengetahui besarnya bangunan tersebut kita bisa menggunakan skala dengan memasukkan orang berada tepat didepan bangunan. orang orang ini kita bisa menunggunya sampai mendapatkan momen dimana turis atau travelers melewati gedung ini. atau bisa juga ditambahkan atraksi budaya dan tarian sehingga bangunan menjadi background dan membuat foto tampak lebih dramatis.

6. "Menghindari Distorsi" umumnya bangunan sangat tinggi dan megah, memotret dengan lensa wide terlalu dekat ke bangunan akan membuat bangunan terdistorsi oleh lensa. distorsi ini sebetulnya adalah selera, buat banyak fotografer distorsi ini mereka suka karena foto menjadi dramatis. buat yang tidak suka dengan adanya distorsi kita bisa mundur kebelakang sampai posisi kita sampai dasar bangunan sejajar dengan mata kita. diposisi seperti ini kita memotret tidak akan membuat bangunan tersebut distorsi.

7. Cari Gedung yang sejajar dengan objek yang akan kita foto, karena akan tampak lebih baik memotret malam dan arsitektur jika kita sejajar dan bahkan di gedung yang lebih tinggi.

8. "Kualitas Foto" untuk mendapatkan kualitas terbaik dalam memotret Bangunan. gunakan low iso misal iso 50 sd 100 untuk mengurangi noise sedikit mungkin, dan gunakanlah file RAW. memotret bangunan membutuhkan detail dan ketajaman yang baik. kedua cara teknis ini membantu membuat kualitas foto menjadi lebih baik.

9. Dan yang paling penting dari semua Tips diatas adalah "Tripod" gunakanlah Tripod yang bertujuan untuk mendapatkan detail dengan menggunakan diagfrahma besar misal F14, Tripod wajib hukumnya untuk memotret malam karena kalau tidak kita akan repot mencari pegangan untuk kamera. Tripod juga bisa digunakan untuk HDR (penggabungan beberapa foto menjadi satu) jika cuaca tidak bagus kita bisa menggunakan teknik HDR ini dengan bracketing penggabungan 3 teknik foto (foto diover +1, normal, diunder -1). dan setelah itu bisa digabungkan fotonya di Photoshop. ingat cara ini terakhir dilakukan kalau kita tidak bisa mendapatkan cuaca yang bagus dan waktu kita terbatas cuma sehari disana. biar bagaimanapun foto yang terbaik adalah yang dibuat bagus pada saat dilokasi.
Photography oleh Barry Kusuma (Travel Photographer).
www.alambudaya.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
https://plus.google.com/+BarryKusuma/ (Google Plus Social Network #IndonesiaOnly).
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma

Bali juga punya atraksi Gajah.



Ingin merasakan sensasi wisata yang berbeda? Coba saja wisata gajah Taro, Bali. Wisata yang memanfaatkan hewan gajah ini termasuk salah satu pilihan wisata yang ada di Bali dan termasuk wisata yang cukup diminati. Banyak wisatawan yang tertarik mencoba naik gajah sambil berkeliling menikmati suasana pedesaan. Bagi anda yang kebetulan berkunjung ke Bali, serta belum pernah merasakan naik gajah, tak ada salahnya mencoba.

Wisata Gajah Taro Bali atau yang biasa disebut Elephant Safari Park terletak di desa Taro, kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar. Jika dari bandara menuju lokasi, ditempuh selama kurang lebih 1 jam perjalanan, atau 40 menit jika dari kawasan Ubud. Sarana transportasi di Bali rata-rata sangat nyaman dan berbagai alat transportasi bisa digunakan untuk mencapai lokasi wisata Gajah Taro, Bali. Anda bisa menggunakan taxi, bus atau mobil travel.
 


Luas area Elephant Safari Park Taro, Bali sekitar 2,12 Ha. Dikelola sebagai tempat wisata gajah dan juga berbagai kegiatan lain seperti konservasi, penelitian dan edukasi. Saat anda melakukan kunjungan wisata Gajah Taro, Bali. Anda tidak hanya dapat mencoba menunggangi gajah tetapi dapat menyaksikan atraksi gajah yang sangat menghibur seperti gajah yang bermain bola, melukis, dll. Suasana alam di desa Taro yang menjadi tempat wisata gajah sangat asri dan masih hijau sehingga cocok dinikmati sambil naik gajah. Waktu yang diberikan untuk pengunjung menaiki gajah dan berkeliling taman yaitu selama 30 menit. Membawa serta keluarga akan membuat liburan semakin lengkap rasanya.

Liputan Gajah Taro di Ubud yang tayang di NET TV Indonesia Morning Show, disini saya sebagai narasumber sekaligus bikin video.
 
Tak perlu khawatir dengan keselamatan selama naik gajah, karena gajah-gajah di Elephant Safari Park termasuk jinak, selain itu ada pemandu yang akan menjaga dan membantu kita selama perjalanan mengelilingi area wisata. Keamanan dan keselamatan naik gajah di sini telah memenuhi standar internasional, jadi sekali lagi, tak perlu takut dan cemas!

Ada sekitar 20 ekor gajah yang terdapat di Elephant Safari Park. Gajah tersebut siap membawa dan menghibur para pengunjung yang datang. Selain jinak, gajah-gajah ini cukup pintar karena telah dilatih sehingga kemahirannya dalam melakukan berbagai atraksi akan membuat penonton terhibur dan tertawa menyaksikan perilaku para gajah.
 
 
Keindahan alam yang hijau dan alami membuat waktu selama berada di atas gajah terasa sebentar, rasanya seakan tak puas berkeliling menikmati pemandangan dan udara segar yang ada disekitar lokasi wisata. Masih belum puas? Anda bisa mencoba kegiatan wisata lainnya seperti memandikan gajah. Ya setiap hari gajah-gajah disini dimandikan, anda bisa mencoba ikut memandikan gajah. Namun, hati-hati… karena gajah bisa saja menyemprotkan air melalui belalainya.

Tempat wisata Gajah Taro, Bali tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi tetapi juga edukasi, jadi saat anda berkunjung kesini, anda bisa sambil belajar mengenai hewan gajah. Jika anda mengajak serta anak-anak, akan sangat baik bagi mereka guna menambah pengetahuan dan wawasan. Belajar berinteraksi dengan gajah secara langsung akan menjadi salah satu pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi anda dan keluarga.
 

Selama melakukan kegiatan wisata, jangan pernah lupa membawa kamera untuk mengabadikan berbagai moment penting dan objek menarik yang anda temui. Di Elephant Safari Park, anda bisa puas berfoto dengan gajah, memfoto keindahan alam tempat wisata, berbagai atraksi yang dilakukan gajah seperti melukis, bermain basket, bermain bola juga sangat menarik dan lucu. Jangan lewatkan kesempatan langka berfoto bersama gajah karena tidak mudah menjumpai hewan yang satu ini.

Untuk melakukan foto saat berada di atas punggung gajah, sebaiknya lebih hati-hati karena mungkin gerakan gajah saat berjalan akan mempengaruhi keseimbangan anda yang harus memegang kamera. Lebih baik gunakan rekaman saja jika ingin mengabadikan moment saat sedang naik gajah. Jika anda berminat melakukan wisata gajah di Taro, untuk memudahkan selama perjalanan wisata anda bisa menggunakan jasa tour dan travel yang banyak tersedia menawarkan paket ke Elephant Safari Park. Layanan antar jemput, penginapan, makan, dan berbagai layanan fasilitas lainnya bisa anda dapatkan.

Liputan Gajah Taro di Ubud yang tayang di NET TV Indonesia Morning Show, disini saya sebagai narasumber sekaligus bikin video.
 
Photography oleh Barry Kusuma (Travel Photographer).
www.alambudaya.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
https://plus.google.com/+BarryKusuma/ (Google Plus Social Network #IndonesiaOnly).
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma