Gland Plengkung punya Ombak terbesar kedua setelah Hawaii.


Ketika orang Jakarta masih tertidur, orang Banyuwangi sudah bangun. Ya, matahari terbit paling awal di Pulau Jawa adalah di Banyuwangi, maka tidak heran jika kabupaten tersebut dilabeli "Sunrise of Java".

Banyuwangi memiliki banyak destinasi wisata alam yang elok. Di sini terdapat tiga taman nasional terbesar di Pulau Jawa, Banyuwangi juga punya Pantai Plengkung atau turis asing menyebutnya sebagai Gland yang sangat populer di kalangan surfers internasional karena memiliki ombak terbesar kedua setelah Hawaii. Salah satu obyek wisata yang diburu turis mancanegara khususnya para peselancar adalah pantai Plengkung atau lebih dikenal dengan G-Land, Lokasinya terletak di dalam Taman Nasional Alas Purwo.

Meskipun untuk harus memasuki Taman Nasional Alas Purwo dengan pohon-pohon lebatnya, ditambah kondisi jalan yang kurang bersahabat, namun nama Plengkung atau G-Land sangat terkenal di telinga para peselancar atau surfer mancanegara. Kenapa mancanegara? Ya, karena mereka lah yang membuat nama Plengkung menjadi tersohor ke telinga para peselancar.


untuk menuju ke Gland atau pantai Plengkung ini membutuhkan perjuangan yang besar, Satu jam pertama, mobil masih melaju di jalan aspal nan mulus. Setelah itu mobil memasuki kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Usai melewati Pos Rowobendo, jalan aspal berubah menjadi jalan bertanah dan berbatu dan kadang penuh lubang. Guncangan mulai terasa ketika melewati Pos Pancur. Penumpang diayun-ayun, kiri-kanan, depan-belakang. Namun kami semua sudah menyadari, beginilah kondisi memasuki sebuah taman nasional. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam akhirnya kami tiba di Joyo's Surf Camp di Pantai Plengkung alias G-Land.


Pantai Plengkung yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan berlokasi di timur Teluk Grajagan begitu digemari para peselancar dan kebanyakan berasal dari luar negeri. Pantai Plengkung merupakan surga bagi peselancar profesional karena dikenal dengan pantai berombak besar. Ombak Plengkung berbentuk memanjang, tinggi, dan bergerak cepat. Ombak Pantai Plengkung juga membentuk tabung yang hampir sempurna sehingga menjadi favorit para pecinta olahraga selancar (surfing) dari Australia, Eropa, dan Amerika.


Mereka yang bergerak di bisnis pariwisata Tanah Air patut berterima kasih kepada para peselancar luar negeri yang rela blusukan mendatangi lokasi-lokasi sulit di Nusantara demi mencari ombak tinggi, masih alami demi mememuaskan keinginan mereka "menunggang" ombak dengan papan sambil meliuk-liuk di atasnya. Di Pantai Plengkung, Banyuwangi, Jawa Timur, para peselancar ini bagai menemukan surga untuk berselancar. Bagi mereka, uang bukan masalah. Sepanjang keinginan menemukan ombak terpenuhi, tempat sesulit apa pun didatangi. Itulah kepuasan yang diraih.

Sebagai taman nasional yang memiliki aturan ketat, Taman Nasional Alas Purwo menyewakan lahannya untuk tempat menginap bagi kepentingan para peselancar tadi. Joyo's Surf Camp di Plengkung merupakan salah satu penginapan yang ada di pantai yang menghadap Samudera Hindia ini.


Ivan Herminanto, pengelola Joyo's Surf Camp menuturkan, tamu yang menginap hampir seluruhnya adalah peselancar yang datang dari berbagai negara. "Tujuannya ya untuk surfing. Kebanyakan peselancar yang datang, tutur Ivan, berasal dari Bali. Mereka menuju G-Land menggunakan speed boat dari Kuta, Bali yang memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan.

ombak di Plengkung ada berbagai tipe dari yang terkecil untuk pemula sampai profesional yakni "chickens", "speedies", "monkey trees" dan ombak terbesar disebut "kongs". "Bulan Juni-Juli dan November, itu ombak lagi besar-besarnya, bisa (setinggi) 4-6 meter. Para surfer banyak yang datang," kata Samuel, kapten boat yang kerap sibuk bolak-balik mengantar para tamu ke tengah laut. Setiap hari boat rata-rata menghabiskan 60 liter untuk bahan bakar. tetapi tidak usah khawatir bagi pesurfer pemula yang ingin belajar surfing, disini juga ada spot yang ombaknya tidak terlalu besar. sangat cocok untuk belajar sebelum menuju ke Gland yang punya ombak yang besar.


Banyak dari para Pesurfer asing yang saya tanya, kenapa mereka memilih Gland sebagai destinasi Surfing padahal lokasinya sangat terpencil dan susah dijangkau, dan mereka hanya menjawab simpel. Gland Plengkung punya ombak terbesar kedua setelah Hawaii..

How To Get There.

Joyo Surf Camp salah satu dari 3 resort yang berada di Gland Plengkung.
untuk menuju Gland Plengkung bisa dilalui jalan darat dari Surabaya ke Banyuwangi, atau naik pesawat yang mendarat di Bandara Banyuwangi Blimbingsari. ada 2 penerbangan yang melayani rute Banyuwangi yaitu Lion Air dan Garuda Indonesia, setelah itu kita naik kendaraan menuju Taman Nasional Alas Purwo. sesampai di Pos Pancur, kita diharuskan mengganti kendaraan dengan 4 wheels drive. ya karena jalan menuju ke Gland cukup rusak parah, beberapa rute melewati pinggir pantai sehingga mobil biasa tidak akan bisa melewatinya. atau kalau tidak mau repot anda bisa menginap di Joyo Surfing Camp, mereka sudah mengatur semua perjalanan saya dari bandara sampai tetek bengek selama memotret disini, ya karena saya kesini bertujuan memang untuk memotret surfing, dan saya memesan paket Trip tersebut ke www.raja-wisata.com/ karena setelah dihitung hitung, cost yang dikeluarkan lebih murah memakai jasa trip mengingat medannya yang cukup rusak dan akses yang masih sangat kurang disini.

Photography oleh Barry Kusuma (Travel Photographer).
Artikel oleh I Made Asdhiana dan Barry Kusuma.
www.alambudaya.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma

"Traveling Indonesia is like a box of chocolates, you never know what you're gonna get”