Mentawai salah satu suku tertua di dunia.

Video The Life of The Mentawai Tribe, Video by Barry Kusuma.
Ada begitu banyak suku dan budaya yang ada di Indonesia. Salah satu impian saya adalah untuk mendokumentasikan suku-suku yang masih belum banyak dieksplor di Indonesia. Salah satunya adalah Suku Mentawai. Suku ini sudah sejak lama saya ingin abadikan. Susahnya infrastruktur dan medan yang berat membuat banyak orang susah menjangkau Suku Mentawai ini.

Karena merupakan suku pedalaman, Suku Mentawai banyak dijadikan sebagai bahan penelitian oleh banyak pihak, terutama untuk memahami bagaimana pola hidup dan pola interaksi dari suku di bagian barat Indonesia ini. Suku Mentawai merupakan suku yang merupakan penduduk asli dari Kepulauan Mentawai di bagian barat Pulau Sumatera.

Kepulauan Mentawai ini terdiri dari banyak pulau, namun memiliki 3 buah pulau utama yang banyak dihuni, yaitu Pulau Utara, Pulau Pagai Selatan, Pulau Siberut. Total luas wilayah kepulauan ini adalah sebesar 4.000-an km persegi, dengan jumlah penghuninya sebanyak 29 hingga 30 ribuan jiwa.

Yang membuat Suku Mentawai ini menarik karena merupakan salah satu suku yang tertua di Indonesia. Nenek moyang dari Suku Mentawai ini diketahui dan diyakini oleh para peneliti sudah mendiami lokasi kepulauan Mentawai di barat Sumatera sejak tahun 500 SM.

Hal ini yang membuat kebudayaan dari Suku Mentawai serta adat istiadat yang dimiliki oleh Suku Mentawai sangatlah kuat. Bayangkan saja, suku ini sudah bertahan lama dan masih tetap terjaga hingga saat ini di tengah arus modernisasi dan juga globalisasi yang sangat gencar terjadi, terutama di Indonesia.

Suku Mentawai memiliki agama dan kepercayaan tersendiri. Kepercayaan yang dianut oleh suku asli dan masyarakat Mentawai ini bernama Sabulungan. Mereka percaya seluruh benda yang ada memiliki roh dan jiwa. Ketika roh tidak dapat dirawat dengan baik, maka roh ini akan bergentayangan dan menyebabkan kesialan dan juga menyebabkan munculnya penyakit.

Maka dari itu, Suku Mentawai sangat memiliki kepercayaan yang kuat terhadap benda-benda yang mereka anggap sakral. Suku Mentawai memiliki rumah adat dengan bentuk mirip seperti rumah adat Sumatera Barat, dengan desain rumah panggung berbahan kayu ataupun bambu.

Suku Mentawai memiliki 3 jenis rumah adat yang biasa digunakan. Ketika jenis rumah tersebut adalah Uma, yaitu rumah yang berukuran besar, biasanya ditempati oleh 3 hingga 4 keluarga dalam satu rumah. Jenis rumah yang kedua adalah Lalep, yaitu jenis rumah yang berukuran lebih kecil, dan biasa ditempati oleh 1 keluarga saja di dalam rumah tersebut. Kemudian jenis rumah yang ketiga adalah jenis rumah bernama Rusuk.

Bagi kalian yang sering traveling ke Indonesia timur khususnya Papua, pasti tidak asing dengan sagu yang merupakan makanan pokok sebagian besar suku pedalaman Papua. Suku Mentawai ternyata juga mengonsumsi sagu sebagai bahan makanan pokoknya. Mereka memanfaatkan sagu sebagai bahan makanan utamanya. Sagu diolah oleh Suku Mentawai dengan cara dibakar dan menjadi bahan makanan sehari- hari.

Selain sagu, makan daging hewan juga merupakan kebiasaan dari Suku Mentawai. Babi hutan, ayam, dan juga kijang adalah jenis daging yang dikonsumsi oleh masyarakat Suku Mentawai. Mereka mendapatkannya dengan cara berburu di sekitar lokasi tempat tinggal mereka.

Suku Mentawai dikenal dunia karena tatonya yang dianggap sebagai tato tertua di dunia. Bagi Sikerei atau dukun Suku Mentawai itu adalah wajib.Memang tato bagi masyarakat Mentawai tidak wajib, tetapi wajib bagi Sikerei. Namun suku yang masih tinggal di pedalaman dan belum banyak tersentuh modernisasi masih mengandalkan tato sebagai bentuk kesenian dan juga sebagai bentuk pakaian mereka.

Bagi Suku Mentawai, tato adalah sebuah identitas, bukan hanya sebagai aksesoris ataupun hiasan di tubuh saja. Tato pada Suku Mentawai menggambarkan keseimbangan antara penghuni hutan dengan alam.

Yang unik dari tato mentawai ini apabila saat ini kita mentato tubuh kita dengan menggunakan alat berupa jarum dan tinta khusus, maka tidak di Mentawai. Bahan yang digunakan untuk memberikan tato di tubuh Suku Mentawai adalah bahan bahan alami. Arang adalah salah satu bahan alam yang digunakan untuk mentato.

Pada saat akan mentato, terlebih dahulu sang shaman alias para tetua suku akan mendoakan arang tersebut dan kemudian diberikan kepada mereka yang akan diberikan tato. Jadi tato Suku Mentawai yang merupakan salah satu jenis tato tertua ini merupakan salah satu ritual adat yang sangat disakralkan, dan menjadi sebuah hal yang dijunjung tinggi di dalam lingkungan Suku Mentawai.

Indonesia itu sangat kaya akan budaya bukan, kehidupan suku Mentawai ini hanya secuil dari begitu banyaknya budaya Indonesia yang mungkin kamu belum tahu. Dengan mengenal dan mempelajari lebih dekat, kebudayaan ini akan terus terjaga.Untuk menuju ke Mentawai dari Jakarta, wisatawan bisa memesan tiket pesawat ke Padang, Sumatera Barat. Dari Padang naik kapal cepat ke Pulau Siberut.
Video The Life of The Mentawai Tribe, Video by Barry Kusuma.
Kepulauan Mentawai ini bisa dibilang sangat susah infrastrukturnya. Jika kita sendirian ke sana biaya sangat besar dikeluarkan untuk logistik dan sewa perahu.

Saya ke sini bersama rombongan mas Dwi dari www.Tukangjalan.com terdiri dari 5 orang. Sengaja saya ikut trip bareng agar menghemat biaya dan lebih murah biaya yang dikeluarkan untuk akomodasi. Pasalnya kalau kita jalan sendiri harus siap dengan biaya yang sangat banyak. buat yang pingin menghemat biaya untuk mengexplore tempat2 yang remote di Indonesia silahkan bisa kontak mas Dwi 081315890191.
Photography oleh Barry Kusuma (Travel Photographer & Videographer).
www.alambudaya.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
https://www.facebook.com/barrykusumapage/ (Barry Kusuma Facebook Fan page)
https://www.youtube.com/barrykusuma (Barry Kusuma Youtube Channel)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
https://plus.google.com/+BarryKusuma/ (Google Plus Social Network).
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma

Festival Bitung Sulawesi yang megah & kaya budaya.

Pemerintah Kota Bitung, Sulawesi Utara secara resmi membuka Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2016 di Pelabuhan Aertembaga, Bitung, Kamis (6/10). Acara tahunan yang berlangsung awal pekan depan dibuka dengan parade 200 kapal nelayan pating hias.

FPSL 2016 merupakan pengembangan dari Festival Selat Lembeh yang secara berkala diadakan sejak tahun 2009. Hajatan tahunan ini awalnya diinisiasi komunitas nelayan dan pengusaha perikanan Kota Bitung, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bitung sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil laut yang berlimpah. 


FPSL 2016 menghadirkan pertunjukan spektakuler untuk menyambut kehadiran para wisatawan di Kota Maritim yang berada di ujung utara Sulawesi. Tahun ini FPSL mengangkat tema “Warna-Warni Bitung (Colorful Bitung)”. Selat Lembeh adalah selat di Kota Bitung, yang menghubungkan daratan utama Pulau Sulawesi dengan Pulau Lembeh, dan telah lama menjadi tujuan wisatawan asing maupun lokal, berkat pesona bawah lautnya.

Colorful Bitung ini menampilkan pertunjukan kolosal sebagai sajian puncak dari rangkaian kegiatan FPSL 2016, berupa kolaborasi musik dan tarian kontemporer. Seni pertunjukan ini mengangkat unsur budaya lokal dipadukan dengan kecanggihan seni pertunjukan digital (video maping). “Masyarakat Bitung akan menampilkan seni pertujukan yang mungkin baru pertama kalinya ada di Sulawesi, memadukan unsur kostum, gerak tari dan tata panggung melalui kecanggihan teknologi dengan mengangkat budaya lokal yang menjadi tontonan spektakuler dan menarik,” 


Yang menarik dari acara ini, semua pengisi acara adalah masyarakat lokal Kota Bitung, mulai dari masyarakat budaya sampai anak-anak sekolah ikut dilibatkan. Mereka telah menjalani workshop seni pertunjukan seperti pembuatan kostum hingga make up panggung. Masyarakat Kota Bitung mempersembahkan tarian yang menceritakan tentang Bitung Bahari Berseri dengan 5 Pesona wisatanya. Acara ini merupakan bentuk apresiasi dari masyarakat Bitung kepada para tamu yang telah berkunjung di FPSL dan menjadi ikon setiap tahunnya.

Melalui panggung apresiasi ini diharapkan masyarakat lokal bisa menyalurkan kreativitas seninya, dan akan lahir seniman-seniman lokal yang bisa menampilkan kekayaan budaya Bitung ke pentas nasional dan dunia.

Rangkaian acara FPSL 2016 juga dimeriahkan berbagai acara unggulan yaitu, Colorful Bitung Run 10K, Underwater Coral Plantation, dan Carnaval Pating Hias. Peserta Carnaval Pating Hias adalah masyarakat pesisir yang telah menjalani workshop untuk memanfaatkan limbah sampah dan bahan ramah lingkungan. 


Para wisatawan yang datang ke Bitung selama FPSL 2016 juga bisa menikmati Pesona Kuliner yang merupakan pasar kuliner berbahan dasar ikan dan penjualan buah tangan khas Bitung, serta Pesona Budaya yang menghadirkan panggung apresiasi seni dan budaya masyarakat setempat yang digelar setiap hari selama festival berlangsung. 

Festival Pesona Selat Lembeh merupakan persembahan dari seluruh lapisan masyarakat kota pelabuhan yang berjarak 45 kilometer dari Manado ini. Acara tahunan FPSL 2016 menjadi wujud nyata kerja keras masyarakat kota Bitung untuk mempersembahkan, keragaman kota Bitung sebagai destinasi wisata yang layak diperhitungkan di Timur Indonesia.

Kekayaan budaya di Bitung disumbangkan keberadaan dan karakter etnis Sangihe dan etnis Minahasa sebagai etnis mayoritas, yang berdampingan harmonis dengan etnis-etnis lain seperti Tionghoa, Talaud, Gowa, Bugis, Jawa, dan lain sebagainya
Sejarah panjang titik simpul dan posisi strategis Bitung sebagai kota pelabuhan internasional dan gerbang perniagaan ini, menjadikan Pemerintah Kota Bitung mencanangkan visi “Bitung Kota Sejahtera, Maju, Berdaya Saing dan Berbudaya, Menjadi Titik Simpul dan Pintu Gerbang Indonesia di Kawasan Asia Pasifik”.


Warna-warni kota Bitung juga ditunjang oleh kecantikan alam, khasanah kuliner, serta lanskap kota. Melangkahkah kaki ke Bitung, akan membuat pengunjung terpesona dengan potensi pariwisata di Timur Indonesia yang memikat dan lengkap, terdiri atas daratan, lautan, perbukitan hingga pegunungan.

Destinasi pariwisata Kota Bitung bisa dinikmati dengan keragaman pilihan. Untuk menikmati keindahan pantai, ada berbagai resort-resort dan hotel berbintang, atau homestay yang dikelola masyarakat dengan pemandangan memukau dari Gunung Dua Sudara. Para pelancong juga bisa memilih menikmati pesona bawah laut dengan snorkeling di pantai-pantai alami yang menjadi daya pukau kota ini.

Sementara penyuka adventure bisa memuaskan dahaga dengan menyelam dan snorkeling di seantero Selat Lembeh yang mempesona. “Selat Lembeh merupakan salah satu titik destinasi diving dunia terbanyak, dengan 95 titik selam. Keunikan Selat Lembeh terletak pada biota berukuran kecil, langka, dan tidak ditemukan di tempat lain karena bersifat endemik. Kekayaan bawah laut ini menjadikan Selat Lembeh dijuluki sebagai Surga Macro Photography. 

Bitung juga punya Cagar Alam Tangkoko, rumah bagi ratusan mamalia, burung dan reptil serta amfibi. Di hutan alam ini dengan mudah ditemukan dua primata endemik Sulawesi Utara yang terancam punah, yaitu Yaki (sejenis kera berbokong merah) dan Tarsius (binatang kecil yang langka). Kekayaan fauna yang ada di Cagar Alam Tangkoko, Taman Wisata Batu Putih, Taman Wisata Batu Angus seperti pohon enau, woka, ebony hingga pohon bitung, menjadikan trekking sebagai aktivitas menarik yang tak boleh dilewatkan. 


Tidak ketinggakan, tiga kawasan ekowisata untuk menyusuri hutan mangrove sekaligus menikmati keindahan pantai. Kawasan Ekowisata Pintu Kota, Ekowisata Kareko dan Ekowisata Pasir Panjang tak kalah menantang untuk ditelusuri. Monumen bersejarah juga terserak di kota ini, seperti Monumen Trikora, Monumen Jepang, Kapal Karam/Mawali Wreck, Aer Prang dan masih banyak lagi.

Sebagai kota industri, Bitung sangat dinamis dan modern berkat keberadaan industri perkapalan, pengalengan ikan, minyak goreng, hingga mie instan. Dengan sejumlah pesona inilah keragaman dan warna-warni Kota Bitung ditampilkan dalam gelaran Festival Pesona Selat Lembeh 2016.

Photography oleh Barry Kusuma (Travel Photographer).
www.alambudaya.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
https://www.facebook.com/barrykusumapage/ (Barry Kusuma Facebook Fan page)
https://www.youtube.com/barrykusuma (Video dari Sabang sampai Merauke.)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
https://plus.google.com/+BarryKusuma/ (Google Plus Social Network).
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma