Memotret Landscape dan Alam.

 
Punya hobby traveling? Pasti sering mengabadikan semua gambar yang kamu tangkap dengan kameramu dong? Lalu, apa bedanya fotografi landscape dengan fotografi travel? Sebenarnya, landscape photography termasuk ke dalam kategori travel photography, begitu pula dengan human interest, street photography, bahkan sport photography, karena kamu bisa menemukan semua unsur tadi saat kamu traveling.

Foto landscape sebenarnya adalah referensi bagi kita dan orang lain yang sedang menyimak foto kita. Untuk menghasilkan fotografi travel yang baik, jangan lupa siapkan kamera yang praktis dan ringan.
 

Landspace Fotografi identik dengan background, cobalah bereksperimen dengan menggunakan Foreground. Foreground, dalam bahasa Indonesia, berarti latar depan, adalah kebalikan dari background. Jika background terlihat di bagian belakang dari objek utama, maka foreground sudah pasti berada di bagian depan objek. Penempatan foreground diusahakan tidak sampai mengganggu objek utama, apalagi sampai menutupi penuh objek utama. Itulah mengapa benda foreground bisa ditempatkan pada sisi samping depan objek. Sama seperti penempatan background, foreground juga akan lebih menarik jika dijadikan blur dengan lensa tertentu (bukaan besar). Efek semacam ini menghasilkan point of interest yang lebih jelas pada objek utama.
 

Apa bedanya antara Frog Eye Angle dan Low Angle dalam Landscape fotografi?

Angle foto Frog Eye lebih menekankan sudut pandang sangat rendah dari objek foto utama, terkadang sampai rata dengan tanah. Kesan yang akan didapat adalah sudut pemandangan yang tidak biasa, terutama jika ingin menonjolkan kemegahan sebuah subyek foto. Sedangkan, Low Angle hanya memaksa kamu untuk sedikit jongkok ataupun sedikit merendahkan posisi tangan kamu saat memotret. Sekilas memang mirip dengan Frog Eye, namun tidak seekstrim itu.

Penggemar foto landscape menjadi biasanya pantai menjadi obyek favorit mereka. Menunggu matahari terbit atau tenggelam lalu memotret deburan ombak di pantai dengan teknik long exposure (dengan kecepetan shutter super lambat) menjadi aktivitas saat berburu foto.
 

Filter yang sering saya bawa traveling adalah CPL (Circular Polarizer) dan saya termasuk orang yang malas membawa bawa filter, karena fotografer biasanya membawa seabrek filter untuk memotret landscape. Tetapi buat kamu yang malas membawa filter tetapi ingin mendapatkan foto yang bagus, saran saya bawalah CPL selain ringkas juga tidak ribet.

Filter polarizer merupakan filter yang hanya akan menimbulkan efek tertentu jika arah cahaya sesuai dengan posisi kamera dan putaran filter. Jenis filter polarizer yang paling terkenal adalah CPL karena berbentuk bundar dan memiliki putaran filter sehingga muat di lensa. Walaupun filter ini teknisnya menggelapkan hasil jepretan satu stop, Filter polarizer dapat membuat langit jadi lebih biru tanpa harus banyak mengeditnya lagi dan menghilangkan pantulan cahaya pada air dan kaca sehingga kita dapat melihat dasar danau/laut.
 


Intinya filter CPL digunakan sebagai filter untuk menyerap cahaya, contohnya untuk mengurangi refleksi pada permukaan obyek foto. Dan meredam bagian over seperti awan yang putih, memotret pantai dan sangat berguna ketika memotret salju.

Bagaimana Filter Ini Bekerja

Dalam praktiknya, filter CPL (circular polarizing filter) sangat mudah digunakan. filter ini tersedia dalam berbagai macam ukuran diameter yang muat di hampir semua lensa. Pasang filter ini di depan lensa dan putar seperti memutar sekrup. Filter polarizer membatasi sebagian cahaya yang masuk ke lensa dan kamera. filter CPL diputar sehingga pantula cahaya yang masuk ke lensa berkurang.

Menghilangkan Refleksi dari Kaca

Filter polarizer (dari sini akan hanya ditulis polarizer) memang tidak bisa benar-benar menghilangkan refleksi dari kaca, akan tetapi filter ini sangat bisa mengurangi tingkat kejelasan objek yang tak diinginkan. Filter ini khususnya menjadi andalan para fotografer untuk memotret air. Pantulan atau refleksi di permukaan air yang sulit dihilangkan dengan editing biasanya diatasi menggunakan tambahan CPL. Kegunaan penting CPL lainnya yaitu untuk mengatur kontras. Biasanya foto yang dihasilkan tanpa polarizer tidak memiliki bayangan karena tertutup refleksi atau pantulan. Jadi, dengan menghilangkan refleksi maka bayangan yang lebih detil bakal tampak makin jelas di hasil foto. Bagaimanapun juga bayangan diperlukan untuk membuat foto lebih hidup dan tampak natural.
 
Ketika kita traveling, jangan terpaku pada tujuan, nikmati perjalanannya, karena, seringkali foto terbaik justru diperoleh saat kita sedang dalam perjalanan.
 
Photography by Barry Kusuma.
www.BarryKusuma.com (Stock Photo & Footage Video)
www.Alambudaya.com (Blog and Travel Journey).
 
 

Tips Menghemat Baterai Kamera.


Ketika sedang traveling, jangan terpaku pada tujuan, tapi nikmati perjalanannya. Seringkali foto terbaik justru diperoleh saat kita sedang dalam perjalanan. Teruslah memotret, momen terbaik kadang tidak datang dua kali.

namun kendala pada saat traveling masalah yang sering timbul adalah seringnnya baterai habis, Jika kamu sedang melakukan pemotretan saat traveling dan ternyata lupa membawa baterai cadangan, ada sejumlah cara yang bisa kamu lakukan untuk menghemat daya baterai, seperti:

1. Jangan menggunakan flash internal. kebanyakan travelers ketika memotret dokumentasi dalam ruangan lebih sering menggunakan flash internal kamera, padahal flash internal kamera itu efektif memotret dalam jarak 1 meter saja, lebih dari 2 meter akan gelap. naikkan iso untuk foto dokumentasi, agar lebih menghemat baterei.

2. Jangan terlalu sering preview hasil foto yang kamu ambil. penyakit kebanyakan orang dalam memotret sedikit dikit langsung lihat preview kamera, entah karena tidak pede atau pingin berlama lama lihat foto narsis kita hehe. namum terlalu sering melihat preview hasil foto di kamera kita ternyata ini membuat baterei kita menjadi terkuras, selain ON dan OFF kamera ternyata pemakaian layar di kamera salah satu yang membuat boros baterei.

3. Jangan sering - sering menggunaan Live View mode, karena saat kita menggunakan mode ini, kamera akan mengalokasikan daya yang cukup besar untuk menampilkan gambar yang ditangkap sensor secara langsung di layar LCD. memang cara ini tidak cepat capek, tetapi kalau seharian ada event yang harus kita potret. lebih baik kamu OFF kan live view mode di kamera kamu.

4. Turunkan kecerahan layar kamera. terlalu terang layar membuat batere boros, turunkan kecerahan dan brightness kamu di kamera agar baterei tidak cepat habis.

5. Matikan fitur yang tidak terlalu penting, seperti wifi, image stabilizer, atau fitur lain. menurut pengalaman saya fitur image stabilizer di kamera itu sangat menguras baterei, image stabilzer ini berguna ketika memotret low light atau pada saat kamu mengambil footage video agar tidak shake. diluar fungsi ini kamu bisa mematikan fungsi image stabilizer.

6. Memotret momen yang menurut kamu penting saja. untuk memotret alam atau budaya mungkin harus memakai kamera mirrorless yang bagus, supaya gambarnya pun juga bagus. tetapi ketika memotret dokumentasi atau selfie cukup memakai smartphone kamu.

7. Membeli kamera yang punya fitur usb charging, memang terlihat sepele. namun jika kamu kehabisan baterei kamu bisa memanfaatkan powerbank untuk mencharge kamera.

Photography oleh Barry Kusuma (Travel Photographer & Videographer).
http://www.barrykusuma.com (Inspiring Photos & Video through the Lens)