Pasola, Permainan Perang di Pulau Sumba.


TRADISI perang-perangan dengan menunggang kuda sambil menyerang lawan dengan lembing ini bisa kita saksikan dengan mengunjungi Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tradisi ini disebut dengan nama Pasola.

Nama Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar. Acara melempar lembing kayu ini dilakukan para pemuda desa di Sumba dari atas kuda yang sedang dipacu kencang yang berlawanan arah.

Permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas punggung kuda ini merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional, yang dilakukan oleh orang Sumba yang masih menganut agama asli yang mereka sebut Marapu yaitu agama lokal masyarakat Sumba.


Kegiatan Pasola ini biasanya diadakan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat. Pasola pada Kamis (27/3/2014) diadakan di daerah Gaura.

Kebetulan saya datang ke Pasola Sumba ini dengan Kementrian Parekraf, Kepala Seksi Sarana Distribusi dan Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Budi Supriyanto mengatakan Pasola adalah ritual atraksi budaya yang dapat dijadikan obyek wisata. dan ketika saya datang kesini memang Tradisi ini sangat Epic dan kalau tidak dijaga kelestariannya budaya ini lambat laun akan hilang dengan perkembangan jaman.


Untuk ritual Pasola sendiri biasanya dilaksanakan setiap awal bulan Februari, akan tetapi perhitungan penentuan tanggal Pasola dihitung mulai dari munculnya bulan purnama dan setelah itu acara pelaksanaan Pasola akan ditentukan oleh Rato Nyale yang merupakan orang penting dalam hal penentuan tanggal pelaksanaan pasola Pasola.

Budaya yang kental dan pertimbangan Rato Nyale inilah yang membuat jadwal Pasola terkadang bisa berubah. Tetapi jika mereka sudah menentukan kapan tanggal yang pas mereka melaksanakan Pasola baru setelah itu Pemerintah Daerah menetapkan kapan Pasola akan diadakan.


Saat yang tepat untuk melihat Pasola sebenarnya datang 1 sampai dengan 2 hari dari hari H diadakan Pasola, karena sebelum hari H ada tradisi yang diadakan. Salah satunya adalah tradisi nyale yang merupakan puncak dari segala kegiatan untuk memulai pasola. Pasola, tradisi perang-perangan dengan menunggang kuda sambil menyerang lawan dengan lembing di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Sebelum Pasola dimulai biasanya diawali dengan pelaksanaan adat nyale. Adat nyale adalah salah satu upacara yang memanjatkan rasa syukur atas anugerah yang didapatkan, yang ditandai dengan datangnya musim panen dan cacing laut yang melimpah di pinggir pantai.



Adat tersebut dilaksanakan pada waktu bulan purnama dan cacing-cacing laut (dalam bahasa setempat disebut nyale) keluar di tepi pantai. Para Rato (pemuka suku) akan memprediksi saat nyale keluar pada pagi hari, setelah hari mulai terang.

Nyale kemudian dibawa ke majelis para Rato untuk dibuktikan kebenarannya dan diteliti bentuk serta warnanya. Bila nyale tersebut gemuk, sehat, dan berwarna-warni, pertanda tahun tersebut akan mendapatkan kebaikan dan panen yang berhasil. Sebaliknya, bila nyale kurus dan rapuh, akan didapatkan malapetaka. Setelah itu penangkapan nyale baru boleh dilakukan oleh masyarakat. Tanpa mendapatkan nyale, Pasola tidak dapat dilaksanakan.


Pasola sendiri dilaksanakan di padang yang luas, disaksikan oleh warga dari kedua kelompok yang bertanding, masyarakat umum, dan wisatawan asing maupun lokal. Setiap kelompok warga terdiri lebih dari 100 pemuda bersenjatakan tombak yang dibuat dari kayu berujung tumpul dan berdiameter kira-kira 1,5 cm. Walaupun berujung tumpul, permainan ini dapat memakan korban jiwa.

Kalau ada korban dalam Pasola, menurut kepercayaan Marapu, korban tersebut mendapat hukuman dari para dewa karena telah melakukan suatu pelanggaran atau kesalahan. Dalam permainan Pasola, penonton dapat melihat secara langsung dua kelompok ksatria Sumba yang sedang berhadap-hadapan, kemudian memacu kuda secara lincah sambil melemparkan lembing ke arah lawan.


Pasola, tradisi perang-perangan dengan menunggang kuda sambil menyerang lawan dengan lembing di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Para penonton perempuan yang menyemangati para peserta Pasola semakin menambah suasana menjadi tegang dan menantang. Walaupun ada darah tercucur di tanah, konon darah tersebut bisa kembali menyuburkan tanah.

Melihat Pasola menambah decak kagum saya akan kekayaan budaya Indonesia yang sangat kental dan terjaga kelestariannya, Apalagi banyaknya peserta yang memeriahkan Pasola membuat event budaya ini menjadi festival budaya yang kolosal.


Namun kendala bagi banyak orang untuk melihat Pasola karena informasi yang minim kapan tepatnya dilaksanakan dan infrastruktur yang masih belum dibangun dengan baik. Namun ketika kita sampai dan menonton langsung Pasola ini semua terbayar sudah rasa lelah dan rasa antusias ketika menonton Pasola yang sangat meriah ini.

Fotografi dan Artikel oleh Barry Kusuma
www.smileindonesia.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma

"Traveling Indonesia is like a box of chocolates, you never know what you're gonna get”

" From Hobby to Money"

Memiliki Hobby yang bisa menghasilkan uang memang dambaan setiap orang, segala apapun profesi yang kita tekuni pasti berbuah manis. apalagi jika kita memulainya dari hobi dan passion, walaupun terasa susah kita jalani pasti tidak akan terasa karena dari awal memang kita sudah suka. awalnya saya juga tidak berpikiran untuk menjadi seorang Travel Photographer, saya dari awal kuliah dulu memang suka jalan jalan. tetapi sangat sayang kalau saya tidak abadikan dengan kamera, hobi jalan jalan dan memotret ini ternyata menjadi profesi saya sampai sekarang. ya memang sangat menyenangkan jika kita punya hobi sekaligus profesi, sudah jalan2 gratis dibayarin pula ^_^.

Kunci sukses untuk bisa menjadi Travel Photographer adalah konsisten, mungkin tidak hanya Travel Photographer saja. tetapi juga pekerjaan dibidang lain membutuhkan konsisten dan fokus, karena dasarnya kita sudah suka maka segala halangan dan hambatan menjadi tidak terasa karena kita menjalaninya dengan happy.

Menjadikan Hobi sebagai Ladang Usaha memang cukup menarik, dan tema ini kebetulan diangkat di NET TV "Indonesia Morning Show" agar kita semua bisa menekuni hobi yang sudah lama kita lakukan. kebetulan saya diundang bersama mba Yovita seorang Motivator muda yang sukses dan cantik ini berbagi tips bagaimana sih agar kita bisa melakukan "From Hobby to Money" disini kita banyak sharing & memberikan tips agar bisa konsisten melakukan hobi kita. silahkan teman teman dilihat Video Indonesia Morning Show "Menjadikan Hobi sebagai Ladang Usaha" semoga bisa memberikan insight dan semakin semangat menggeluti hobinya.


Halmahera Barat The Hidden Paradise.


Kabupaten Halmahera Barat terletak di provinsi maluku utara, yang dikenal akan kekayaan rempah rempahnya yang melimpah dan pariwisata mereka yang kekayaan budaya maupun alamnya yang mempesona.

Halmahera barat memiliki banyak teluk yang dikelilingi dengan pemandangan yang luar biasa, alamnya yang masih asri dan memiliki daya tarik tinggi untuk dikunjungi. Salah satu teluk yang dikenal disana adalah teluk jailolo. Jailolo merupakan ibu kota Halmahera Barat juga sebagai pusat pemerintahan daerah. Jailolo memiliki keunggulan yang berupa keindahan laut dan alam pegunungannya.


Jailolo sering ditulis ‘Gilolo’ dalam literatur Barat dan merupakan salah satu kerajaan di Maluku. Istilah ‘Gilolo’ sebagai suatu suku bangsa merujuk pada sebuah kerajaan tua di pulau Halmahera Indonesia. Hingga saat ini tak ada satu tempat pun di dunia yang dahulu disebut Gilolo selain Pulau Halmahera di Indonesia.

Penyebutan Gilolo terkait sumber sejarah dalam sebuah buku berjudul “A New Voyage Round The World” (1697) yang ditulis William Dampier dimana memuat gambar seseorang dengan tubuh dipenuhi tato dan merupakan penduduk asli dari Jailolo. Dampier merupakan seorang pelaut Inggris yang mengunjungi Laut Selatan dan Hindia Timur untuk tugas mengelilingi bumi dan mencari daerah baru.



William Dampier pulang ke Inggris dengan membawa serta Pangeran Giolo (Painted Prince; Giolo; Jeol) yang bertato sekujur tubuhnya ke London. Dampier membawanya ke Eropa karena tertarik gambar di tubuhnya. Pangeran ini dijadikan budaknya hingga ia meninggal di Oxford karena penyakit cacar.

Pangeran Giolo kemudian dikenal sebagai ‘Painted Prince’ atau penduduk asli dari Kepulauan Rempah-Rempah yang ditato tubuhnya. Ia memiliki tato di seluruh tubuhnya yang menarik perhatian penduduk London namun bahasanya tidak mereka pahami. Pangeran Gilolo ini kemudian menghidupkan kembali seni tato di Inggris, bahkan sekarang menjadi icon penggemar tato di dunia. Pangeran Giolo tersebut diyakini berasal dari pulau rempah-rampah di Hindia Timur atau Nusantara bagian timur, yaitu Halmahera (Maluccas).


Adapun beberapa keunikan Alam dan Budaya Jailolo adalah sebagai berikut :

1. Legu lalai, merupakan tarian khas halmahera yang biasa diperagakan untuk acara acara khusus seperti menyambut tamu kesultanan atau rasa syukur panen raya. Tarian legu salai ditampilkan oleh sekelompok penari yang melambangkan sosok pekerja dan sosok putri. Para penari pria menari dengan menggunakan payung yang menyimbolkan melindungi. Tarian ini juga menggambarkan kasih saying antar sesama manusia.


2. Soya soya, adalah tarian perang dari kayoa yang dimainkan oleh laki laki. Menceritakan peristiwa yang terjadi pada 1570, saat itu sultan baabullah memerintahkan kapita kayoa dan pasukannya untuk merebut jenazah sultan khairun yang dibunuh oleh Antonio premental dibenteng kastela. Mereka berhasil merebut jenazah sultan khairun dan mengepung protugis selama 4 tahun hingga mengusirnya dari tanah maluku.

3. Jaru, merupakan salah satu bentuk keesenian masyarakat Tobaru yang konon digunakan sebgai media komunikasi penyalur ispirasi, keluhan ataupun sindiran terhadap pemerintah yang berkuasa juga digunakan dalam upacara perkawinan yang berupa pesan dan nasihat untuk mempelai.


4. Cakalele, Tarian khas maluku utara ini diadopsi dari gerakan perang yang mengguakan senjata seperti parang, tombak dan salawaku. Pada jamannya suku tobaru merupakan salah satu pasukan elit kesultanan. Sehingga mereka memiliki variasi gerak cakalele yang beragam. Setiap cakalele memiliki keunikan masing masing pada cakalele penghormatan pedang dan tombak selalu mengarah kebawah.


Sidangoli memiliki pesona alam yang sangat indah, anda bisa menikmati pemandngan puluhan pulau pulay kecil yang banyak ditumbuhi bakau. Selat yang memisahkan pulau pulau mangrove ini dihuni terumbu karang yang cantik dan dapat dilihat jelas dipermukaan. Selain perairannya yang mempesona dengan menyusuri pedalaman sidangoli selama 2 jam akan membawa anda ke kerajaan burung bidadari yang merupakan burung endemic kepulauan maluku dan hanya terdapat disini.

Selain Loloda merupakan kepulauan di ujung utara Halmahera yang terdiri atas ratusan pulau pulau kecil dengan tebingnya yang indah, kejernihan lautnya menyimpan pesona misteri yang menanti para penyelam untuk menyusuri lebih dalam dan melihat keindahan lain didalamnya. Pagi hari sekumpulan lumba nampak berenang memamerkan atraksi cantiknya yang menggemaskan. Ada juga air terjun Kahatola sebuah air terjun yang bermuara disebuah tebing dan airnya langsung jatuh ke latu. Pemandangan Jailolo Halmahera yang indah sulit ditemukan dimanapun.


Fotografi dan Artikel oleh Barry Kusuma
www.smileindonesia.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma

"Traveling Indonesia is like a box of chocolates, you never know what you're gonna get”

Gua Jomblang, Menyusuri Hutan Purba dan Mencari Cahaya di Perut Bumi.


Mendengar kata Yogyakarta pasti banyak hal yang kita bisa lakukan disini, Ya Jogja merupakan destinasi Wisata yang spesial buat saya. karena Jogja punya paket lengkap Wisata apa saja ada disini baik budaya maupun alamnya yang mempesona. banyak orang ke Jogja pasti belanja di Malioboro atau mengunjungi candi Prambanan dan Borobudur, banyak yang belum tahu kalau di Kabupaten Gunung Kidul banyak wisata alam, selain pantai di Kawasan Gunung Kidul ternyata menyimpan keindahan Gua - Gua yang banyak tersebar. dahulu Gua Gua yang terdapat disini belum banyak yang memanfaatkannya untuk tujuan wisata. namun saat ini sudah banyak operator travel lokal yang menggali potensi wisata Gua.


Gua Jomblang merupakan salah satu gua dari ratusan gua di kawasan Gunungkidul, Gua Jomblang ini terkenal karena keunikan dan keindahannya. Tidak heran jika Gua Jomblang ini dijadikan tempat pengambilan gambar acara Amazing Race Amerika pada tahun 2011 dan semakin membuatnya populer. Gua Jomblang merupakan gua vertikal yang bertipe collapse doline, Gua ini terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah beserta vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah luweng. dan itulah yang membuat unik karena didalam gua terdapat luas mulut gua sekitar 50 meter ini sering disebut dengan nama Luweng Jomblang, dan inilah tujuan utama dari Gua Jomblang ini.


Nah sekarang untuk memasuki Gua Jomblang yang tingginya 60 meter ini diperlukan nyali yang banyak dan selain itu juga diperlukan kemampuan teknik tali tunggal atau single rope technique (SRT). siapapun yang hendak caving di Jomblang wajib menggunakan peralatan khusus yang sesuai dengan standar kemanan caving di gua vertikal dan harus didampingi oleh penelusur gua yang sudah berpengalaman. tapi tenang saja buat yang belum pernah mengeksplore Gua disini ada Operator Cave Kalisuci yang siap menurunkan anda kedalam gua, anda cukup didampingi oleh penelusur gua yang berpengalaman dan jangan takut diketinggian dah cuma itu saja. Persiapan sebelum menuruni Gua kita sudah harus memakai sepatu boot, helm, dan headlamp, seorang pemandu pun memasangkan SRT set di tubuh dan kalau tidak salah perlengkapan SRT set tersebut terdiri dari seat harness, chest harness, ascender / croll dll.


Setelah siap dipinggir bibir Gua ini kita akan dipasang lagi oleh SRT dan umumnya turun kebawah berdua, ketika turun sensasi mendebarkan ketika melihat kedalam gua. ternyata 60 meter ini sangat dalam dan tinggi juga apalagi turun gua ini sangat perlahan, tetapi setelah beberapa meter turun rasa panik itu hilang dan berganti rasa yang menyenangkan tidak sabar sampai didasar Gua. ketika pertengahan dinding gua saat turun sejauh mata memandang kita melihat perbukitan karst dan pohon jati yang meranggas, sedangkan di perut Gua Jomblang terhampar pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur. Aneka lumut, paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan rapat. Hutan dengan vegetasi yang jauh berbeda dengan kondisi di atas ini sering dikenal dengan nama hutan purba. ya saat ini Gua Jomblang merupakan tempat Konservasi tumbuhan, karena jenis tumbuhan yang berada di mulut Gua ini sudah menjadi endemik dan didaratan atas sudah tidak ada lagi jenisnya.


Sesampai di mulut Gua suasana agak pengap dan panas, dan Penelusur Gua menjelaskan dan menunjukan jalan menuju masuk kemulut gua. sepanjang jalan banyak tumbuhan yang menjuntai tinggi, dan ketika akan memasuki mulut Gua disinilah tantangannya karena jalan setapak turun kebawah sangat curam, licin dan terjal. untungnya disediakan tali tambang untuk agar bisa berpegangan agar tidak jatuh. sesampai di mulut gua dilanjutkan perjalanan menuju Luweng Grubung dengan memasuki sebuah mulut gua yang berukuran sangat besar. Jomblang & Grubug ini dihubungkan dengan sebuah lorong sepanjang 300 meter. semakin jauh berjalan cahaya semakin sirna tetapi kita bisa melihat berbagai aneka ornamen cantik yang menghiasi lorong ini dengan bantuan senter dan penerangan dari Guide penelusur gua, bentuk dinding lorong gua seperti batu kristal, stalaktit, serta stalagmit yang indah. tidak berasa lama berjalan terdengar suara gemuruh aliran sungai dan seberkas cahaya terang di tengah kegelapan. 


Dan sungguh mengagumkan seberkas sinar dan view yang terpampang di hadapan saya. Sinar matahari yang menerobos masuk dari Luweng Grubug setinggi 90 meter membentuk satu tiang cahaya, menyinari flowstone yang indah serta kedalaman gua yang gelap gulita. disini saya juga mendengar air deras mengalir dan ternyata dibagian bawah terdapat sungai yang mengalir. Air yang menetes dari ketinggian turut mempercantik pemandangan. tidak salah jika banyak orang terkagum kagum datang kesini ketika menyaksikan lukisan alam yang dikenal dengan istilah cahaya surga. kita juga bisa berfoto foto disini dengan menghadap sinar mentari, tetapi kita harus membuka sepatu boot karena dikhawatirkan sepatu yang menginjak batu yang sudah ribuan tahun rusak.


Fotografi dan Artikel oleh Barry Kusuma
www.smileindonesia.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma

"Traveling Indonesia is like a box of chocolates, you never know what you're gonna get”

Wisata Prasejarah di Leang Leang Maros, Sulawesi Selatan.


Buat anda yang sering mengunjungi Makassar pasti sudah sering berwisata Kota Tua seperti ke Benteng Fort Rotterdam ataupun Pelabuhan Poetere, jika kita ke Kota Maros pasti juga seringnya ke Taman Nasional Bantimurung kan? padahal sebelum Taman Nasional Bantimurung ini ada satu Destinasi Wisata yang cukup menarik lho.. yaitu Leang Leang.. Leang Leang ini letaknya sebelum Taman Nasional Bantimurung, untuk masuk ke kawasan ini memang berjarak beberapa kilometer dari jalan utama. jalannya pun sekarang sudah aspal, berbeda 4-5 tahun lalu ketika masuk ke Jalan ini jalannyaa cukup rusak dan sempit. sekarang akses kesini sudah cukup bagus dan infrastrukturnya pun juga sudah tertata baik.


Leang Leang terletak di dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di daerah Maros Pangket, Pegunungan Karst yang sudah berumur ribuan tahun ini diakui sebagai kawasan karst terbesar kedua di dunia setelah Guangzhou di China. Meliputi area seluas 43.750 hektar wilayah ini memiliki 286 gua dengan lebih dari 30 gua pra-sejarah. Daerah Pangkep ini letaknya hanya satu jam perjalanan darat kok dari Makassar. yang unik jenis bebatuan Karst di Maros Pangkep ini juga dapat ditemukan hanya di Guangzhou, Cina, dan di Teluk Halong, Vietnam. tidak hanya itu, disini ada Gua Prasejarah dan terdapat bukti tapak tangan manusia purba disini. untuk masuk kedalam Gua ya lumayan sangat sempit, dan diharapkan hati hati karena agak licin.


Gua prasejarah yang terdapat di Leang Leang ini sangat menarik, karena Gua ini dulunya sebagai tinggal tempat orang prasejarah dan mereka meninggalkan jejak dalam berbagai bentuk gambar di dinding gua. gambar gua dan cetakan tangan yang ditemukan di hampir semua gua prasejarah di sekitar desa Belae. Gambarnya pun cukup unik karena ada gambar-gambar yang mengambil bentuk babi hutan, ikan, manusia, dan bentuk tidak jelas lainnya yang ditemukan di daerah sekitar Leang Leang. selain untuk dokumentasi banyak orang yang berpendapat bahwa gambar yang unik yang terdapat di dinding Gua ini juga bertujuan sebagai ritual keagamaan mereka dan juga sebagai monumen keberadaan mereka. 


Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah krst/krast' yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. biasanya jika banyak ditemukan karst biasanya daerah tersebut sangat subur karena daerah yang banyak terdapat Karst mempunyai pasokan ketersediaan air tanah yang banyak dan dibutuhkan untuk kehidupan manusia, baik untuk keperluan harian maupun untuk pertanian dan perkebunan.


Fotografi dan Artikel oleh Barry Kusuma
www.alambudaya.com (Travel and Photography, Travel Journey from Barry Kusuma.)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma