Memotret Potrait Foto pada saat Traveling.

Foto Potrait salah satu bagian dari Travel Photography, karena memotret Human merupakan salah satu komponen pelengkap didalam Travel Photography. memotret Potrait memang gampang-gampang susah, kenapa? karena yang kita foto adalah objek yang bergerak, tidak seperti foto landscape atau arsitektur objek diam yang sangat bergantung dengan alam untuk mendapatkan foto yg bagus. nah sedangkan Potrait Foto ini banyak sekali unsur yang membuat foto menjadi bagus, tidak hanya bagus tetapi momen yang tepat bisa membuat foto tampak bercerita.


kenapa sih harus memotret Foto Potrait, jawabnya simpel. karena manusia bisa ditemui dimana saja, jadi memotret Potrait seharusnya sangat mudah untuk dilakukan. untuk belajar memotret foto Potrait pun tidak dibatasi alat, asal kita tahu caranya memakai kamera ponselpun bisa menghasilkan foto potrait yang bagus asal kita tahu tekniknya.


definisi dari foto Potrait itu sendiri adalah sebuah foto yang menggunakan wajah seseorang sebagai objek foto dan mengeluarkan karakter manusia dalam foto tsb, dengan foto Potrait kita berusaha menyampaikan karakter orang tersebut dan memang agak berbeda dengan memotret model. bisa dibilang foto potrait adalah jendela bagi suasana jiwa yang ada didalam individu seseorang yang kita rangkum menjadi sebuah foto yang bercerita. saya akan sharing beberapa tips agar Foto Potrait yang kita buat pada saat Traveling menjadi lebih baik, apa saja Tips2nya :


1. untuk mendapatkan Foto Potrait yang baik mendekatlah dan berinteraksi.

Masalah paling umum ketika membuat foto portrait adalah jarak. Banyak dari Fotografer yang merasa malu-malu untuk mendekatkan diri kepada orang tersebut. Padahal jika memotret portrait headshot, pengambilan foto idealnya harus lebih dekat ke objek. Namun yang banyak saya lihat akhir-akhir ini, banyak fotografer pemula yang rela mengeluarkan budget lebih untuk membeli lensa tele agar bisa mengambil foto dari jauh.


ya teknik tersebut memang tidak dilarang dan boleh-boleh saja namun buat fotografer yang baru belajar hal tersebut tidak terlalu disarankan. Jika Anda ingin menghasilkan foto portrait yang lebih baik, mulailah belajar untuk lebih mendekatkan diri dan berinteraksi dengan objek. Berinteraksi dengan objek memang terdengar cukup sepele, namun hal tersebut sangat diperlukan untuk mencairkan suasana agar model lebih nyaman dan tidak merasa tegang. Hasilnya, ekspresi model akan lebih rileks dan tidak terlihat kaku sehingga foto portrait yang dihasilkan akan lebih baik dan alami.


2. Fotolah mereka ditempat yang nyaman.

banyak juga saya perhatikan banyak Fotografer mengatur atur objek foto agar mendapatkan foto yang bagus, hal ini tidak salah asal membuat objeknya nyaman. seringkali pengaturan ini membuat seseorang menjadi tidak nyaman, fotolah mereka ditempat mereka nyaman atau yang biasa mereka melakukan aktivitas. selain bisa mendapat foto dengan ekspresi yang alami juga kita bisa mendapatkan angle yang lebih banyak.


3. Perhatikan Komposisi.


banyak komposisi yang membuat foto potrait menjadi dramatis, membuat foto portrait dengan memposisikan kepala model di tengah mungkin sudah banyak orang yang melakukannya. Cobalah untuk menempatkan objek pada berbagai posisi sudut pengambilan gambar yang berbeda. Anda bisa menggunakan prinsip “Rule of Third” atau menempatkan subyek pada 1/3 bagian dari frame. Beranilah bereksperimen dengan komposisi dan jangan takut melanggar prinsip “Rule of Third”.


4. Gunakan Flash untuk membantu pencahayaan.


Penggunaan Flash external membantu membuat foto potrait agar lebih baik, terutama pada saat siang terik. dimana cahaya sangat keras yang membuat shadow (bayangan) pada raut muka objek. memang banyak fotografer yang tidak memakai flash, karena membuat tidak alami dan juga mengganggu. disaat saat tertentu kita harus menggunakan flash, apalagi disiang hari yang terik. dan gunakan juga difuser agar cahaya tampak lebih alami dan tidak keras.


5. Hindari penggunaan flash Internal.

kenapa saya sangat tidak menyarankan flash internal (yang ada di body kamera) untuk digunakan, karena flash internal ini sejajar lurus dan besar kecilnya cahaya tidak bisa disetel. sehingga cahaya yang jatuh malah membuat foto tidak natural dan cahaya keras jatuh di wajah objek. flash ini hanya untuk kebutuhan foto dokumentasi saja atau diruangan yang sangat gelap. penggunaan untuk potret Fotografi sangat tidak saya sarankan. kecuali hanya untuk foto dokumentasi saja.



6. Lensa dan Depth Of Field (DoF).


Untuk membuat portrait Foto, lensa tele yang panjang tidaklah mutlak dibutuhkan. Anda bisa memakai beberapa lensa fix jarak pendek seperti 50mm atau lensa zoom dengan jarak rentang zoom menengah seperti 18-55mm. Besaran diafragma lensa juga mempengaruhi foto portrait. Jika lensa yang digunakan memiliki diafragma hingga f/2.0 atau lebih besar, gunakan lensa tersebut pada bukaan diafragma terbesar. Ini akan membuat efek bokeh (background menjadi blur) di belakang subjek dan memberikan unsur artistik pada foto. Hasilnya, objek anda akan terlihat lebih menonjol dari latarnya dan membuat mata yang melihat langsung tertuju pada model tersebut. Anda juga dapat mengatur bukaan lensa pada setting lain untuk bereksperimen.

7. Kalau anda hobi foto portrait, beli vertical grip.


Selain memberi ekstra memory card dan batere cadangan, belilah vertical grip. banyak yang membeli vertikal grip untuk gaya gayaan supaya kameranya terlihat lebih besar dan keren, padahal vertikal grip mempunyai fungsi untuk memudahkan kita dalam mengambil mengkomposisi foto vertikal. Selain itu tangan menjadi lebih lincah saat beroperasi dalam orientasi vertikal.


8. Sabar.

sabar merupakan faktor terpenting dalam memotret Potrait, setiap orang pasti berbeda beda mood & lingkungan sekitar, karena dalam memotret foto Potrait kita ingin menyampaikan pesan dan karakter objek yang difoto. dengan sabar kita bisa menunggu ekpresi yang paling berkarakter sampai mendapatkan bahasa tubuh yang menarik.

9. Cek Ketajaman foto Potrait melalui bulu mata.


Foto Potrait yang bagus memang umumnya tajam dan mempunyai Depth of field yang dalam, memang agak susah mengecek tajam tidaknya foto dari LCD kamera apalagi disiang hari, tapi tetap bisa dilakukan. dengan menzoom foto semaksimal mungkin lalu scroll ke arah bulum mata atau alis. Kalau anda bisa melihat masing-masing bulu mata terlihat tajam berarti foto anda akan super tajam, kalau tidak berarti foto potrait anda tidak cukup tajam dan bisa mengulangi lagi.

10. Untuk foto candid, gunakanlah lensa tele.

kunci dalam membuat foto candid yang baik, anda harus “menghilang” dari lokasi. Artinya orang tersebut tidak akan sadar akan keberadaan kita dan anda bisa mendapatkan momen yang natural mengincar wajahnya. Anda bisa memotret orang tersebut dari kejauhan tanpa dia menyadarinya sehingga ekspresinya benar-benar lepas dan spontan.

11. Untuk foto portrait jalanan (street), gunakan lensa kecil dan kamera kecil.

Kendala banyak fotografer ketika memotret Potrait adalah berkeliaran dijalan dan pasar dengan lensa besar panjang dan kamera yang besar. hal seperti ini akan membuat nervous orang-orang disekitar, akan lebih baik jika kita menggunakan lensa dan kamera yang tidak terlalu mencolok. misalnya kamera bisa mencopot dahulu Vertikal Gripnya, atau lensa fix 50mm misalnya. dengan kamera dan lensa yang tidak terlalu mencolok kita bisa dengan mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.


saat ini dengan adanya kamera mirrorless juga sangat memudahkan kita untuk masuk masuk kedalam pasar atau pedalaman tanpa membuat orang curiga, kamera kecil memudahkan kita untuk membuat foto tampak lebih natural. bahkan smartphone dengan megapixel yang tinggi juga bisa menghasilkan foto potrait yang baik.

Fotografi dan Artikel oleh Barry Kusuma
www.alambudaya.com (My travel journey, lets explore beauty of Indonesia)
http://instagram.com/barrykusuma (Inspiring Photos through the Lens)
www.barrykusuma.com (Gallery Foto, dari Sabang sampai Merauke)
Follow my Twitter for Free Travel Tips @BarryKusuma

"Traveling Indonesia is like a box of chocolates, you never know what you're gonna get”